Permukaan planet Bumi yang luasnya
mencapai 510 juta km2, sekitar 71% merupakan bentang perairan laut,
sedangkan wilayah daratnya hanya sekitar 29% saja.
Berdasarkan Proses Terjadinya
Permukaan planet Bumi yang luasnya
mencapai 510 juta km2, sekitar 71% merupakan bentang perairan laut,
sedangkan wilayah daratnya hanya sekitar 29% saja.
Berdasarkan Proses Terjadinya
- Laut Transgresi ialah kawasan laut dangkal yang terjadi akibat kenaikan muka air laut pada saat pencairan es di Bumi sekitar 2–3 juta tahun yang lalu.
- Laut Ingresi terjadi karena tanah turun akibat gaya endogen yang menimbulkan patahan. Contohnya, Laut Karibia, Laut Tengah, dan Laut Jepang.
Berdasarkan Letaknya
- Laut Pedalaman, yaitu laut yang letak atau posisinya di tengah-tengah benua atau dikelilingi daratan. Contohnya Laut Hitam, Laut Baltik, Laut Kaspia, dan Laut Mati.
- Laut Tepi, yaitu laut-laut yang letaknya di tepian benua yang memisahkan benua tersebut dengan Samudra. Contohnya antara lain Laut Jepang, Laut Korea, Laut Arab, Teluk Benggala, dan laut-laut tepi di sekitar pantai Benua Amerika.
- Laut Tengah, yaitu laut yang memisahkan dua benua atau dengan kata lain yang terletak di antara dua benua. Contoh laut tengah, antara lain Laut Mediteran, Selat Gibraltar, laut-laut di perairan Indonesia, dan laut-laut di kawasan Karibia.
Gambar 1 : Laut berdasarkan letaknya |
Zona Kedalaman Laut
Berdasarkan kedalamannya laut dibedakan menjadi 4 wilayah (zona) yaitu: zona Lithoral, zona Neritic, zona Bathyal dan zona Abysal.
- Zona Lithoral, adalah wilayah pantai atau pesisir atau shore. Di wilayah ini pada saat air pasang tergenang air dan pada saat air laut surut berubah menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering juga disebut wilayah pasang-surut.
- Zona Neritic (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang surut hingga kedalaman 200 m. Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga pada wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Contohnya laut Jawa, laut Natuna, selat Malaka dan laut-laut di sekitar kepulauan Riau.
- Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara 200 m hingga 1800 m. Wilayah ini tidak dapat tertembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di wilayah Neritic.
- Zone Abyssal (wilayah laut sangat dalam), yaitu wilayah laut yang memiliki kedalaman di atas 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada tumbuh-tumbuhan. Jenis hewan yang dapat hidup di wilayah ini sangat terbatas.
Gambar 2. Zona kedalamana laut |
Wilayah Laut Indonesia
Indonesia memiliki tiga batas wilayah laut yaitu Batas Laut
Teritorial, Batas Landas Kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Laut
Nusantara merupakan laut yang berada di antara pulau-pulau yang dibatasi oleh
garis dasar pulau tersebut. Sedangkan Batas Laut Teritorial merupakan batas
kedaulatan penuh negara Indonesia artinya negara-negara lain tidak
diperbolehkan memasuki wilayah ini tanpa izin negara kita.
Landas
Kontinen (Continental Shelf) adalah bagian dari benua yang terendam oleh
air laut. Untuk menentukan apakah dasar laut merupakan kelanjutan dari suatu
benua, biasanya dilihat dari struktur batuan pembentuknya (kondisi geologi).
Yang paling mudah diamati, landas kontinen memiliki kedalaman tidak boleh lebih
dari 150 meter. Sedangkan Batas Landas Kontinen merupakan batas dasar laut yang
sumberdaya alamnya dapat dikelola oleh negara yang bersangkutan.
Zona
Ekonomi Eklusif adalah zona yang luasnya 200 mil dari garis dasar pantai, yang
mana dalam zona tersebut sebuah negara pantai mempunyai hak atas kekayaan alam
di dalamnya, dan berhak menggunakan kebijakan hukumnya, kebebasan bernavigasi,
terbang di atasnya, ataupun melakukan penanaman kabel dan pipa.
Gambar 3. Wilayah Laut Indonesia |
Mengukur Kedalaman Laut
Ada dua cara yang dapat ditempuh untuk mengukur kedalaman laut yaitu dengan menggunakan teknik bandul timah hitam (dradloading) dan teknik Gema duga atau Echo Sounder atau Echoloading.
- Teknik Bandul Timah Hitam (dradloading) Teknik ini ditempuh dengan menggunakan tali panjang yang ujungnya diikat dengan bandul timah sebagai pemberat.
- Gema duga atau Echo Sounder atau Echoloading. Penggunaan teknik ini didasarkan pada hukum fisika tentang perambatan dan pantulan bunyi dalam air.
RUMUS :
Gerakan Air Laut
Ada tiga hal yang akan kita bahas sehubungan dengan gerakan air laut ini yaitu arus laut, gelombang laut dan pasang surut air laut.
Arus Laut atau sea current adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal maupun secara horizontal. Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas dan arus bawah. Arus atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut. Sedangkan arus bawah adalah arus yang ber gerak di bawah permukaan laut. Menurut suhunya dikenal adanya arus panas dan arus dingin. Arus panas adalah arus yang bila suhu nya lebih panas dari daerah yang dilalui. Sedangkan arus dingin adalah arus yang suhunya lebih dingin dari daerah yang dilaluinya.
Gambar 4. Peta arus laut dunia |
Gelombang Laut
Gelombang laut atau ombak merupakan gerakan air laut yang paling umum dan mudah kita amati. Helmholts menerangkan prinsip dasar terjadinya gelombang laut sebagai berikut: Jika ada dua massa benda yang berbeda kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada bidang geraknya akan terbentuk gelombang.
Gambar 5. Gelombang laut |
Pasang Surut (Ocean Tide)
Pasang naik dan pasang surut merupakan bentuk gerakan air laut yang terjadi karena pengaruh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Hal ini didasarkan pada hukum Newton yang berbunyi: Dua benda akan terjadi saling tarik menarik dengan kekuatan yang berbanding terbalik dengan pangkat dua jaraknya. Berdasarkan hukum tersebut berarti makin besar/jauh jaraknya makin kecil daya tariknya. Karena jarak dari bumi ke matahari lebih jauh dari pada ke jarak bulan, maka pasang surut permukaan air laut lebih banyak dipengaruhi oleh bulan. Ada dua macam pasang surut :
- Pasang Purnama, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut tertinggi (besar). Pasang besar terjadi pada tanggal 1 (berdasarkan kalender bulan) dan pada tanggal 14 (saat bulan purnama). Pada kedua tanggal tersebut posisi Bumi - Bulan - Matahari berada satu garis (konjungsi) sehingga kekuatan gaya tarik bulan dan matahari berkumpul menjadi satu menarik permukaan bumi. Permukaan bumi yang menghadap ke bulan mengalami pasang naik besar. Sedangkan permukaan bumi yang tidak menghadap ke bulan mengalami pasang surut besar.
- Pasang Perbani, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan psang surut terendah (kecil). Pasang kecil terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan. Pada kedua tanggal tersebut posisi Matahari-Bulan-Bumi membentuk sudut 90°.
Gambar 6. Pasang Surut air laut |
Aktivitas endogenik terjadi di dasar laut berupa kegiatan gunungapi atau gempa tektonik dapat menyebabkan terjadinya gelombang pasang secara tiba-tiba dengan tinggi gelombang jauh lebih besar dibandingkan dalam keadaan normal. Gelombang pasang air laut semacam ini dinamakan Tsunami. Kedahsyatan tsunami dapat dilihat dari panjang gelombangnya yang dapat mencapai 200 kilometer dengan tinggi gelombang sekitar 30 meter dadan kecepatan rambat gelombang sekitar 800 km/jam.
Gambar 7. Tsunami |
Morfologi Laut adalah keadaan naik turunnya permukaan dasar laut.
Macam-macam bentuk dasar laut :
- Landas kontinen (continental shelf), yaitu wilayah laut yang dangkal di sepanjang pantai dengan kedalaman kurang dari 200 meter, dengan kemiringan kira-kira 8,4 %. Landas kontinen merupakan, dasar laut dangkal di sepanjang pantai dan menjadi bagian dari daratan. Contohnya Landas Kontinental Benua Eropa Barat sepanjang 250 km ke arah barat. Dangkalan sahul yang merupakan bagian dari benua Australia dan Pulau Irian, landas kontinen dari Siberia ke arah laut Artetik sejauh 100 km, dan Dangkalan Sunda yang merupakan bagian dari Benua Asia yang terletak antara Pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatra.
- Lereng benua (continental slope), merupakan kelanjutan dari continental shelf dengan kemiringan antara 4 % sampai 6 %. Kedalaman lereng benua lebih dari 200 meter.
- Dasar Samudra (ocean floor), meliputi: (1) Deep Sea Plain, yaitu dataran dasar laut dalam dengan kedalaman lebih dari 1000 meter, (2) The Deep, yaitu dasar laut yang terdalam yang berbentuk palung laut (trough).
Gambar 8. Relief dasar laut |
Gambar 9. Morfologi dasar laut |
Salinitas
Salinitas (kadar garam) ialah banyaknya garam dalam gram yang terdapat pada satu liter air laut. Laut airnya terasa asin karena hasil pelapukan dari daratan yang mengandung garam yang dibawa oleh sungai ke laut. Kadar garam biasanya dinyatakan dengan permil (‰) atau perseribu yang menunjukkan berapa gram kandungan mineral dalam setiap 1.000 gram air laut. Misalnya, salinitas Laut Jawa 32‰, hal ini berarti bahwa dalam setiap 1.000 gram air Laut Jawa terlarut kadar garam sebanyak 32 gram. Salinitas rata-rata lautan ialah sekitar 35‰.
Tabel. Kandungan susunan garam di laut |
Tinggi rendahnya salinitas air laut tergantung pada hal-hal berikut.
- Curah hujan yang terlalu banyak berarti menambah air tawar ke dalam laut. Dengan adanya air tawar yang terlalu banyak, berarti salinitas air laut menjadi rendah.
- Penguapan yang tinggi mengakibatkan akumulasi mineral di laut. Penguapan yang tinggi terdapat pada daerah antara garis balik utara (23° LU) dan garis balik selatan (23° LS). Penguapan berpengaruh terhadap salinitas air laut. Semakin tinggi penguapan semakin tinggi pula kadar garamnya.
- Banyak sedikitnya air sungai yang bermuara di laut Pada musim penghujan, laut mendapat tambahan air tawar dari sungai yang cukup.
- Penambahan air tawar karena pencairan es Pada musim panas (summer) di daerah kutub (baik 66°LS/LU) mengalami penambahan air tawar akibat dari mencairnya es pada kedua kutub tersebut. Kondisi ini menyebabkan salinitas air laut di daerah kutub menjadi rendah.